Mereka adalah alat-alat musik hebat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka dulunya tampil di panggung-panggung mewah, tetapi sekarang terkurung di ruang gelap. Bertumpukan. Berdebu. Apalah artinya kehebatan mereka kini? Sampai suatu hari, dua pasang tangan mungil memporak-porandakan ruangan itu. Tetapi, mengapa para alat musik itu malah senang?
Anak lelaki itu sahabatku. Ia menyelamatkan hidupku, beberapa kali. Waktu ia harus pergi dan tinggal di kota, aku memaksa ikut dengannya. Tetapi sekarang aku ingin pulang...
Para kodok kehilangan batu yang menjadi panggung mereka bermain musik, menari, dan bernyanyi. Batu itu diambil orang. Bukan itu saja, anak-anakpun kehilangan batu-batu tempat mereka bermain dan berlompatan. Semua batu di sungai tampaknya akan habis diangkut ke kota. Tepian sungai pernah longsor akibat penambangan batu. Apa yang harus mereka lakukan?
Bujang sedih sekali. Semua binatang pergi. Di hutan tak ada lagi labi-labi. Akankah Bujang mendapatkan makanan kesukaannya ini?rnrn~Sebuah cerita yang berlatar Suku Kubu di antara pepohonan rimba Sumatra.
DamDam kehilangan wajahnya! Aduh, bagaimana ini?rnTenang, kakekku ahli membuat topeng kayu. Banyak sekali jenis topeng yang dibuatnya. Ayo, kita coba saja topeng-topeng itu. rnTapi DamDam jadi berubah-ubah sikap mengikuti topeng yang dikenakannya! Dan salah satunya begitu menakutkan dan sulit dilepaskan. Ooh, apa yang harus kulakukan?
Barongan Besar tidak suka dikuntit Barongan Kecil. Ia adalah bintang pertunjukan, serba hebat, dan tidak membutuhkan bantuan si mungil itu.rnBenarkah?
Aneh! Aneka kue dan berbagai buah menghilang dari jukung-jukung yang dilewati Mawi. Orang-orang pun menyalahkan Mawi. Tidak terima, Mawi pun menepi dan mengamati. Siapakah pelaku sebenarnya? Mengapa Mawi jatuh hati kepada pelaku ini.
Para pekerja rotan tidak dapat bekerja karena tidak ada bahan baku. Mereka pun menunggu sambil bermain bola. Aku juga ingin bermain bola, tetapi bola sepakku hilang. Kata ayah, aku akan dibelikan bola baru jika dagangan rotan kami laku. Akupun menunggu pembeli dengan melakukan sesuatu. Coba tebak, apa itu??
Layang-layang berwarna-warni menghiasi langit Payakumbuh. Belum pernah Angga dan Dhika melihat yang seperti itu. Namun, kenapa Dhika malah takut ketika seorang anak besar memberinya satu?
Adik dan Mbak Yuyun sudah tidak ada. rnIni semua gara-gara gempa. rnUntung ada penggantinya.rnSrinti namanya.rnrnSekelumit cerita tentang seorang anak setelah gempa bumi yang melanda Yogyakarta.